Lesio Patologi Anatomi akibat parvo

Canine parvo virus (CPV) masuk ke dalam tubuh anjing melalui infeksi oronasal kemudian bermultiplikasi di orofaring dan masuk ke dalam pembuluh darah yang disebut viremia.  Setelah itu menginfeksi sumsum tulang dan mendepres pembentukan sel darah putih sedangkan eritropoiesis masih berjalan normal, oleh karena itu pada kejadian parvo terjadi leukopenia. Dari sumsum tulang CPV menginfeksi limfoglandula, hal ini terlihat dari kondisi limpadenitis pada semua limfoglandula perifer.

CPV mempunyai kemampuan untuk invasi ke dalam sel. CPV masuk ke vili usus melalui epitel untuk bereplikasi di sel epitel kripta usus terutama pada hewan muda yang sel-sel nya masih aktif membelah sehingga epitel mengalami kerusakan dan desquamasi. Terutama pada colon yang mempunyai vili lebih pendek daripada usus kecil akan mudah mengalami desquamasi, CPV tetap bertahan dengan hidup di kripta usus. Infeksi ini menyebabkan pendarahan sehingga feses yang keluar biasanya akan berdarah.  Pendarahan striae yang khas pada CPV dikarenakan desquamasi epitel yang terbawa oleh feses ketika dikeluarkan dan akhirnya vili mengalami penggundulan merata. Pendarahan bentuk tersebut juga diakibatkan karena virus menempati kripta pada lamina propria daerah sub mukosa.

Menurut Maclachlan dan Cullen di dalam Carlton dan McGavin (1995), perubahan patologi anatomi yang dapat diamati adalah adanya enteritis hemoragika difus atau segmental. Bagian yang terinfeksi mengalami hiperemi, kongesti dan akumulasi darah. Secara eksperimental, keadaan seperti ini tidak terjadi pada anjing muda yang diinfeksi CPV. Hal ini mengindikasikan adanya agen lain yang berperan dalam infeksi yang menyebabkan diare berdarah ini. Hemoragi mukosa usus yang bersifat segmental terjadi layaknya pada kasus enterotoxaemia Clostridium perfringens.

refference: Carlton WW dan MD. McGavin. 1995. Thomson’s Special Veterinary Pathology. Ed. 2. Mosby-Year Book, Inc.

Leave a comment